×
image

Korban Tewas Kebakaran Hutan di Korsel Jadi 26 Jiwa, Kebanyakan Lansia

  • image
  • By Sitiayani

  • 28 Mar 2025

Ilustrasi kebakaran. Foto: Freepik

Ilustrasi kebakaran. Foto: Freepik


LBJ - Jumlah korban tewas peristiwa kebakaran hutan melanda wilayah tenggara Korea Selatan (Korsel) terus bertambah menjadi 26 orang pada Kamis (27/3/2025). Ini menjadi kebakaran hutan terburuk di Korea Selatan dalam beberapa dekade terakhir.

Korban Tewas Bertambah

Pemerintah menyatakan kebakaran hutan menyebar dengan cepat hingga menyebabkan lebih dari 27.000 warga mengungsi dari rumah mereka.

Nyala api dipicu angin kencang dan cuaca kering menghancurkan seluruh lingkungan, menutup sekolah, dan memaksa pihak berwenang memindahkan ratusan narapidana dari penjara.

"Kami mengerahkan semua personel dan peralatan tersedia merespons kebakaran hutan terburuk yang pernah ada," jelas Presiden Sementara, Han Duck Soo, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Kebakaran Pabrik Plastik di Sepatan Timur Telan Korban, Petugas Damkar Alami Luka Bakar

Kebanyakan Lansia

Seorang pejabat kepolisian setempat, Son Chang Ho menyebut banyak dari korban tewas adalah orang lanjut usia (lansia) berusia 60-70 tahun.

Korea Forest Service mengatakan salah satu helikopter pemadam kebakaran terjatuh saat berusaha memadamkan api, dan pilotnya tewas.

Korea Selatan mengandalkan helikopter untuk menangani kebakaran hutan karena kondisi wilayah berbukit, dan insiden tersebut menyebabkan penghentian sementara operasional armada helikopter.

Kebakaran Melanda Dunia

Lee Byung Doo, seorang ahli bencana hutan di National Institute of Forest Science menyebutkan, perubahan iklim diperkirakan membuat kebakaran hutan semakin sering terjadi di seluruh dunia.

Lee menyebut kebakaran tidak biasa melanda sebagian Los Angeles pada Januari. Selain itu, kebakaran hutan di Jepang bagian timur laut.

Baca juga: Helikopter Jatuh Saat Padamkan Kebakaran Hutan di Korsel, Korban Tewas Jadi 24 Orang

"Kita harus mengakui bahwa kebakaran hutan skala besar akan meningkat, dan untuk itu kita membutuhkan lebih banyak sumber daya dan tenaga terlatih," jelas Lee kepada Reuters. ***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post