OCCRP Klarifikasi Penentuan Jokowi Tokoh Paling Korupsi, Bukan Berdasarkan Voting Publik
By Shandi March
04 Jan 2025
Organisasi jurnalisme investigasi dunia, OCCRP. (X@occrp)
LBJ - Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) memberikan penjelasan tegas terkait penilaian tokoh-tokoh paling korupsi di dunia, setelah mendapat tuduhan tak kredibel. Organisasi jurnalisme investigasi ini menegaskan bahwa proses penentuan nominasi bukanlah melalui voting publik, melainkan hasil riset mendalam yang dilakukan oleh jurnalis terkemuka di dunia.
Pada Jumat, 3 Desember 2024, OCCRP melalui akun X resmi mereka @OCCRP menanggapi tuduhan Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer, yang menyebut bahwa penentuan tokoh terkorup dilakukan berdasarkan voting publik.
"Keputusan akhir ada di tangan para juri, ini bukan konten popularitas," kata OCCRP, menegaskan bahwa organisasi ini lebih menekankan pada penyelidikan yang fokus pada dampak korupsi terhadap kehidupan dan demokrasi.
Baca juga : Daftar Pemimpin Paling Korup 2024 Versi OCCRP: Bashar Al Assad Tertinggi
OCCRP juga menegaskan bahwa laporan mereka mengenai korupsi dan dampaknya merupakan hasil penyelidikan langsung yang dilakukan oleh jurnalis profesional, bukan berdasarkan suara dari pembaca atau pihak tertentu.
Pernyataan ini merespons kritik dan spekulasi yang berkembang pasca penempatan nama Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi), dalam daftar tokoh paling korupsi 2024.
Tuduhan Tak Kredibel, Jokowi Mania Pertanyakan Metode OCCRP
Tuduhan terhadap OCCRP dimulai setelah munculnya nama Jokowi dalam daftar tokoh terkorupsi versi OCCRP tahun 2024.
Immanuel Ebenezer, Ketua Umum Jokowi Mania, menyebutkan bahwa hal ini merupakan hasil dari perbuatan barisan "sakit hati" yang kalah pada Pemilu Presiden 2019.
Dalam tanggapannya, Ebenezer mencurigai bahwa OCCRP menggunakan metode voting atau penentuan berbasis suara dari pembaca untuk memilih tokoh yang akan dicap sebagai koruptor.
Baca juga : OCCRP: Jurnalisme Investigasi Global yang Mengguncang Korupsi Dunia
"Noel" – sapaan akrab Immanuel Ebenezer – menyebutkan bahwa penentuan nama-nama tokoh tersebut tergantung pada masukan dari publik, pembaca, jurnalis, dan relasi-relation OCCRP, yang menurutnya berpotensi mengarah pada ketidaknetralan dalam proses tersebut.
"OCCRP menarik kesimpulan berdasarkan nomisasi atau voting dari pembaca hingga jurnalis dunia. Penentuan finalis tergantung masukan publik, pembaca, jurnalis, dan pihak lain relasi OCCRP," ujar Ebenezer.
Meski demikian, OCCRP dengan tegas membantah klaim tersebut dan mengulangi bahwa penentuan daftar tokoh terkorup adalah hasil riset yang dilakukan oleh jurnalis dengan keahlian khusus di bidang investigasi.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini