×
image

Otak Sindikat Uang Palsu di UIN Makassar Ternyata Kepala Perpustakaan

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 20 Dec 2024

Sebanyak 17 orang tersangka pemalsu uang di kampus UIN Makassar telah ditangkap polisi. (X/@streetlawyers85)

Sebanyak 17 orang tersangka pemalsu uang di kampus UIN Makassar telah ditangkap polisi. (X/@streetlawyers85)


LBJ - Polisi berhasil membongkar sindikat uang palsu yang telah beroperasi selama 14 tahun. Sindikat ini berpusat di perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Sebanyak 17 orang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim (AI), yang diduga menjadi otak di balik aksi ini.

Kasus ini terungkap setelah penyelidikan mendalam oleh Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel).

"Timeline pembuatan dan peredaran uang palsu ini dimulai dari Juni 2010. Sudah lama, sekitar 14 tahun," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan dalam konferensi pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024).

Baca juga: Budi Arie Diperiksa Jadi Saksi Dugaan Korupsi Kasus Akses Judol Libatkan Pegawai Komdigi

Produksi uang palsu berlangsung di dalam gedung perpustakaan kampus. Peralatan seperti mesin pencetak, kertas khusus, dan tinta didatangkan langsung dari China.

Sebanyak 17 orang telah ditangkap, termasuk Andi Ibrahim.

"Perannya cukup besar karena ia yang memfasilitasi lokasi dan mengatur strategi," ujar Yudhiawan.

Para pelaku lain terdiri dari staf kampus dan pihak eksternal yang membantu distribusi.

Menurut Yudhiawan, operasi sindikat ini dimulai tahun 2010 sebagai tahap pengenalan. Kegiatan sempat terhenti pada 2012 untuk merencanakan ulang.

"Pada 2022, mereka mulai merancang strategi baru hingga akhirnya produksi besar-besaran dilakukan Mei 2024," jelasnya.

Baca juga: Kampung Boncos Jakbar Disisir Polisi, 31 Pengguna Sabu Diciduk

Mesin pencetak tiba di perpustakaan pada September 2024. Pada November 2024, uang palsu senilai Rp 150 juta mulai diedarkan.

Perpustakaan dipilih karena dianggap aman dan jarang dicurigai. Menurut polisi, sindikat ini memanfaatkan fasilitas kampus untuk menyembunyikan aktivitas ilegal mereka.

"Gedung perpustakaan adalah lokasi yang strategis untuk kegiatan tersembunyi," tambah Yudhiawan.

Penangkapan ini menyita perhatian publik, khususnya di lingkungan pendidikan. Banyak yang terkejut karena kasus ini melibatkan kampus ternama. Polisi terus menyelidiki kemungkinan adanya pelaku lain.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post