Delapan Negara Arab Sepakati Dukungan Transisi Damai Suriah
By Cecep Mahmud
15 Dec 2024
Para diplomat dari delapan negara Arab bertemu di Aqaba, Yordania, untuk membahas situasi Suriah. (X/@N_Yahya99)
LBJ - Delapan negara Liga Arab sepakat mendukung transisi damai di Suriah pasca-tergulingnya pemerintahan Bashar al-Assad. Mereka menyerukan pemerintahan inklusif tanpa diskriminasi. Langkah ini didukung PBB dan Resolusi Dewan Keamanan 2254.
Para diplomat dari delapan negara Arab bertemu di Aqaba, Yordania, untuk membahas situasi Suriah. Mereka sepakat mendukung transisi damai setelah Presiden Bashar al-Assad digulingkan oleh oposisi. Pertemuan ini menghasilkan komitmen untuk membangun Suriah yang inklusif dan stabil.
Negara-negara yang hadir dalam pertemuan ini meliputi Yordania, Arab Saudi, Irak, Lebanon, Mesir, UEA, Bahrain, dan Qatar. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pederson.
Baca juga: Blinken Akui Komunikasi dengan HTS Demi Masa Depan Suriah
Diskusi penting ini berlangsung di pelabuhan Aqaba, yang terletak di Laut Merah, Yordania. Lokasi ini menjadi saksi kesepakatan penting untuk masa depan Suriah.
Pertemuan tersebut diadakan pada Sabtu lalu, beberapa hari setelah serangan kilat oleh kelompok oposisi Suriah yang berhasil menggulingkan rezim al-Assad.
Kesepakatan ini bertujuan mencegah Suriah terpecah dan memperkuat stabilitas kawasan. Selain itu, para menteri Liga Arab sepakat menjaga lembaga negara Suriah untuk mencegah kekacauan lebih lanjut.
Baca juga: KRI Sultan Iskandar Muda-367 Berangkat Jalankan Misi Perdamaian ke Lebanon
Transisi damai di Suriah akan didukung oleh PBB dan Liga Arab berdasarkan Resolusi DK PBB 2254. Mereka menyerukan pemerintahan yang menghormati hak-hak semua warga negara tanpa diskriminasi etnis, agama, atau sektarian.
“Kesepakatan ini mengirimkan pesan jelas tentang inklusivitas pemerintahan baru di Suriah,” kata Antony Blinken dalam konferensi pers.
Sementara itu, Labib al-Nahhas menekankan bahwa inklusivitas adalah kunci.
“Kita tidak boleh mengulang kesalahan masa lalu dengan menyerahkan kekuasaan ke satu pihak saja,” ujarnya.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini