Buntut Darurat Militer di Korsel: Presiden Yoon Suk Yeol Minta Maaf, Mosi Pemakzulan Digulirkan
By Shandi March
07 Dec 2024
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol memberikan permintaan maaf kepada publik setelah terjadinya drama darurat militer yang menggegerkan masyarakat (X@jackvardan).
LBJ - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, akhirnya memberikan permintaan maaf kepada publik setelah terjadinya drama darurat militer yang menggegerkan masyarakat selama sepekan terakhir. Permintaan maaf ini disampaikan oleh Yoon dalam pidato publik pertama kalinya sejak pengumuman darurat militer pada awal Desember 2024.
Dalam pidatonya yang disampaikan pada Sabtu (7/12), Yoon Suk Yeol mengungkapkan bahwa keputusan untuk memberlakukan darurat militer muncul akibat tekanan yang ia hadapi sebagai presiden dalam menangani situasi nasional yang semakin kritis.
Meskipun demikian, Yoon mengakui bahwa tindakannya menimbulkan kekhawatiran yang besar di kalangan masyarakat.
Baca juga : Presiden Korea Selatan Terancam Hukuman Mati Atas Dugaan Pemberontakan
"Namun, dalam prosesnya, saya menimbulkan kegelisahan dan ketidaknyamanan pada masyarakat. Saya dengan tulus meminta maaf kepada warga yang sangat tertekan," ucap Yoon dalam pidato, Sabtu (7/12), melansir AFP.
Keputusan tersebut mengundang protes dan kekecewaan dari warga, yang merasa situasi tersebut berlebihan dan hanya memperburuk ketegangan sosial.
Banyak pihak menilai bahwa langkah ini menciptakan ketidakstabilan politik dan membuat situasi semakin memburuk, terutama menjelang mosi pemakzulan yang diajukan oleh oposisi.
Tapi Yoon tidak secara eksplisit menyatakan ingin mengundurkan diri dari jabatan Presiden Korsel.
"Saya serahkan kepada partai kami untuk menstabilkan situasi politik di masa depan, termasuk masa jabatan saya," tambah Yoon.
Isyu Darurat Militer Kedua
Meski telah meminta maaf, Yoon menegaskan bahwa tidak akan ada darurat militer kedua selama masa kepemimpinannya.
"Ada rumor bahwa darurat militer akan diberlakukan lagi. Biar saya perjelas, tidak akan pernah ada darurat militer kedua," tegas Yoon.
Darurat militer pertama kali diumumkan pada Selasa (3/12) setelah meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara dan adanya ancaman dari kelompok anti-negara.
Baca juga : Krisis Politik di Korea Selatan: Presiden Yoon Suk Yeol Umumkan Darurat Militer, Demo Pemakzulan Bergulir
Langkah ini membuat sebagian besar warga merasa panik dan mempertanyakan keputusan Yoon yang dianggap terlalu drastis.
Sejak pengumuman darurat militer, situasi politik Korea Selatan semakin memanas. Pada Kamis (5/12), polisi mulai menyelidiki Yoon atas dugaan pemberontakan, sementara oposisi mengajukan mosi pemakzulan yang akan dibahas dalam pemungutan suara pada Sabtu (7/12). Jika mosi tersebut disahkan, Presiden Yoon akan kehilangan kekuasaannya, dan Perdana Menteri Han Duck Soo akan mengambil alih kepemimpinan.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini