×
image

Serangan di Gaza: 39 Warga Palestina Tewas dalam Eskalasi Terbaru

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 06 Dec 2024

Serangan Israel di wilayah "zona aman" setidak membakar hidup 21 orang warga Palestina. (X/ @arrahmah)

Serangan Israel di wilayah "zona aman" setidak membakar hidup 21 orang warga Palestina. (X/ @arrahmah)


LBJ - Sebanyak 39 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam Jalur Gaza pada Kamis malam. Di antara korban, terdapat 21 orang yang terbakar hidup-hidup di kamp pengungsian al-Mawasi, Gaza selatan. Serangan ini menghancurkan tenda-tenda tempat pengungsian warga yang telah bertahan selama berbulan-bulan.

Menurut petugas medis Gaza, korban termasuk wanita dan anak-anak. Serangan juga menyasar fasilitas kesehatan dan area permukiman lainnya, memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

“Kami tidak melihat seorang pun dari seluruh dunia berdiri di samping kami atau membantu kami. Biarkan mereka menghentikan perang gila yang melawan kami ini,” ujar Abu Kamal al-Assar, seorang saksi mata.

Baca juga: Amnesty International Tuduh Israel Lakukan Genosida Terhadap Warga Palestina di Gaza

Kamp al-Mawasi sebelumnya disebut sebagai "zona aman" oleh pihak Israel. Namun, serangan terus terjadi di wilayah tersebut. Warga menemukan pakaian hangus, kasur terbakar, dan barang-barang lainnya di tengah puing-puing tenda yang hancur.

Serangan juga menghantam fasilitas kesehatan di Beit Lahiya dan Beit Hanoon di Gaza utara. Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, mengatakan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang menggunakan kursi roda tewas dalam serangan drone. Beberapa petugas medis turut menjadi korban dalam insiden ini.

“Hari ini adalah hari ke-430 perang, dan Israel telah melakukan pembantaian sejak 10 hari pertama konflik,” kata Abu Anas Mustafa, salah satu warga Khan Younis.

Pengepungan Israel di Gaza yang dimulai pada Oktober tahun lalu memaksa hampir seluruh 2,3 juta penduduknya meninggalkan rumah mereka. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa tiga rumah sakit di utara Gaza hampir tidak berfungsi akibat serangan berulang.

Baca juga: Serangan Israel di Gaza Tewaskan 20 Warga Palestina, Termasuk Lima Anak-anak

Bencana kelaparan dan runtuhnya sistem kesehatan mengancam kehidupan jutaan orang. Amnesty International mengungkapkan tindakan Israel memenuhi definisi kejahatan genosida. Namun, Israel menolak tuduhan itu dan menyebut Amnesty sebagai "organisasi fanatik".

Di tengah eskalasi ini, negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel kembali diaktifkan. Basem Naim, pejabat politik Hamas, mengonfirmasi bahwa mediator internasional seperti Mesir dan Qatar telah memulai pembicaraan.

“Kami berharap kesepakatan dapat dicapai untuk mengakhiri pertempuran dan membebaskan tahanan dari kedua pihak,” kata Naim.

Namun, negosiasi ini menghadapi tantangan besar mengingat konflik telah berlangsung lebih dari setahun.

Baca juga: Israel Langgar Gencatan Senjata Terus Jalankan Operasi Militer di Lebanon Selatan

Serangan terbaru ini menambah panjang daftar kekerasan di Gaza, dengan korban tewas lebih dari 44.500 orang sejak konflik dimulai. Amnesty menyebut laporan mereka sebagai kemenangan diplomasi Palestina, meskipun dianggap terlambat.

Di Rafah, dekat perbatasan Mesir, serangan pada Kamis malam juga menewaskan tiga warga sipil. Insiden serupa terjadi di Shujayea, timur Gaza, menewaskan tiga orang lainnya.

“Serangan ini merangkum bencana dahsyat yang dialami warga Palestina, terutama karena tidak ada tempat yang aman,” kata Tareq Abu Azzoum, jurnalis Al Jazeera.

Konflik yang terus berlangsung di Gaza membutuhkan perhatian dunia internasional. Krisis kemanusiaan yang melanda wilayah ini menjadi peringatan mendesak bagi pihak-pihak yang memiliki pengaruh global untuk segera bertindak.

Dengan meningkatnya jumlah korban sipil, dunia diharapkan segera menghentikan kekerasan demi menyelamatkan nyawa yang tak bersalah.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post