Mesir Jadi Pusat Pembahasan Gencatan Senjata antara Hamas dan Israel, Apa Dampaknya?
By Shandi March
30 Nov 2024
.jpeg)
Tentara Israel menembakkan meriam tank mereka ke pangkalan UNIFIL dan melukai dua prajurit Indonesia yang sedang berjaga. (Foto:X@RWWReborn).
LBJ - Perwakilan milisi Hamas Palestina direncanakan akan melakukan kunjungan ke Kairo, Mesir, pada Sabtu (30/11), untuk melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan gencatan senjata dengan Israel. Kunjungan ini dilakukan setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan milisi Hizbullah Lebanon beberapa hari sebelumnya.
Seorang pejabat Hamas yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa delegasi mereka akan melakukan pertemuan dengan pejabat-pejabat Mesir untuk membahas gencatan senjata dengan Israel. Pembicaraan tersebut juga akan mencakup pembebasan tahanan di Jalur Gaza.
"Delegasi Hamas akan pergi ke Kairo besok untuk melakukan beberapa pertemuan dengan para pejabat Mesir guna membahas gagasan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan tahanan di Jalur Gaza," kata pejabat tersebut kepada AFP.
Baca juga : Tragedi Keluarga di Kamp Nuseirat: Korban Serangan Militer Israel
Kunjungan ini muncul setelah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah Lebanon yang diumumkan pada Rabu (27/11), yang melibatkan penarikan pasukan Israel dari selatan Blue Line secara bertahap dan pengerahan pasukan Lebanon di wilayah selatan. Gencatan senjata ini tercapai berkat mediasi dari Amerika Serikat dan Prancis.
Tanggapan Israel
Setelah kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan kemungkinan bahwa Israel akan meningkatkan tekanan terhadap Hamas di Gaza dalam waktu dekat.
Netanyahu menilai bahwa gencatan senjata dengan Hizbullah dapat membuka jalan bagi intensifikasi serangan terhadap Hamas, yang telah digempur Israel sejak Oktober 2023.
Amerika Serikat, yang juga menjadi mediator dalam pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, telah mengumumkan upaya diplomatik baru yang melibatkan Qatar, Turki, dan Mesir.
Tujuan utama dari diplomasi ini adalah untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan tercapainya gencatan senjata di Gaza, mengingat situasi yang semakin memburuk di wilayah tersebut.
Baca juga : Gencatan Senjata Lebanon-Israel Dimulai: Harapan Baru untuk Perdamaian
Sejak dimulainya agresi Israel di Gaza, lebih dari 44.000 warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, telah tewas. Meskipun terjadi beberapa kesepakatan gencatan senjata, situasi di Gaza tetap mencekam, dengan 97 sandera Israel yang diyakini masih ditahan di Gaza. Militer Israel melaporkan bahwa 34 orang tewas selama penahanan tersebut.
Perang yang berlangsung lebih dari dua bulan ini telah menimbulkan penderitaan yang sangat besar bagi kedua belah pihak, dan harapan untuk tercapainya perdamaian kini bergantung pada keberhasilan diplomasi internasional.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini