LBJ - Polrestabes Semarang melaksanakan pra-rekonstruksi kasus penembakan yang menewaskan GRO, siswa kelas XI SMKN 4 Semarang. Insiden tersebut terjadi di kawasan Manyaran hingga Ngaliyan, dipicu oleh tawuran antarkelompok.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol. Artanto, menyatakan terdapat tiga lokasi utama yang menjadi fokus rekonstruksi.

“Lokasi awal meliputi tempat berkumpul, adu fisik, hingga lokasi saling kejar,” katanya di sela kegiatan pra-rekonstruksi.

GRO dilaporkan meninggal dunia akibat luka tembak yang diduga berasal dari senjata api polisi saat tawuran antarkelompok berlangsung.

Baca juga: 5 Oknum Polisi Tembak Siswa SMKN di Semarang, Benarkah Usai Pesta Narkoba?

Selain korban, polisi menghadirkan empat pelaku tawuran dalam pra-rekonstruksi untuk membantu penyelidikan.

Lokasi tawuran meliputi kawasan Simongan, Manyaran, dan berakhir di Candi Penataran Raya, Kecamatan Ngaliyan.

Tawuran terjadi Minggu (24/11) dinihari, sementara pra-rekonstruksi berlangsung Selasa (26/11).

Polisi menyatakan penembakan dilakukan sebagai upaya pembelaan diri ketika melerai tawuran yang semakin brutal.

Oknum polisi berinisial R yang diduga terlibat penembakan kini diperiksa oleh Paminal.

“Setiap anggota yang bertindak harus bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai standar operasional,” ujar Artanto.

Baca juga: Kronologi Penembakan Dua Siswa SMK di Semarang, Polisi Klaim Tindak Tawuran Gengster

Korban yang merupakan warga Kembangarum, Semarang, telah dimakamkan keluarganya di Sragen pada Minggu siang. Pihak keluarga meminta kejelasan terkait insiden yang menewaskan GRO.

Polisi menegaskan penyelidikan terus dilakukan, termasuk memastikan penggunaan senjata api sesuai prosedur.

“Pendalaman terhadap penggunaan alat oleh anggota dilakukan untuk mencegah penyimpangan,” tambah Artanto.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini