×
image

Alamak, Kok Masih Bisa Bertahan Yah Warga Delhi Kena Kabut Asap!

  • image
  • By Priya Husada

  • 26 Nov 2024

Polusi Udara di Delhi, India 60 kali lipat dari batas normal (foto: Hindustan Times)

Polusi Udara di Delhi, India 60 kali lipat dari batas normal (foto: Hindustan Times)


LBJ - Bila kamu mendengar kabut atau asap tebal di pagi hari, biasanya itu hanya fenomena sesaat yang bisa dilalui. Tapi, bagi warga Delhi, India, kabut tebal ini bukanlah hal biasa. Polusi udara yang semakin parah mengancam kesehatan mereka setiap hari. Kondisi udara yang buruk bahkan sudah memaksa pemerintah untuk menutup sekolah-sekolah di beberapa wilayah. Apa yang sebenarnya terjadi di kota yang kini dijuluki sebagai "gas chamber" ini?

Kabut Toksik Menyelimuti Delhi

Delhi, ibu kota India, terus berjuang menghadapi polusi udara yang semakin memburuk. Kota ini kini terperangkap dalam kabut asap yang tebal, membuat kualitas udara berada dalam kategori yang sangat buruk. Menurut data dari Dewan Pengendalian Polusi Delhi, Indeks Kualitas Udara (AQI) mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan, yaitu 366 pada hari Minggu, meski sedikit lebih baik dibandingkan dengan angka 412 yang tercatat pada hari Sabtu. Namun, angka tersebut masih masuk dalam kategori “sangat buruk”, yang berisiko tinggi bagi kesehatan warganya.

Namun, krisis polusi udara di Delhi mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya pada November 2024. Selama lima hari berturut-turut, kota ini terbelenggu dalam kabut beracun, dengan angka AQI yang melambung ke level yang mengkhawatirkan. Pada 19 November, level polusi udara Delhi dilaporkan lebih dari 60 kali batas aman, menjadikannya kota paling tercemar di dunia untuk hari kedua berturut-turut. Hal ini menambah panjang daftar tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat.

Pemerintah pun terpaksa mengambil langkah drastis untuk melindungi warganya. Sebagai tanggapan terhadap kondisi udara yang semakin memburuk, pihak berwenang memerintahkan penutupan sekolah-sekolah di wilayah Delhi dan sekitarnya, termasuk daerah Noida, Greater Noida, Ghaziabad, Gurugram, dan Meerut. Keputusan ini berlaku hingga Senin mendatang, mengingat kualitas udara yang diprediksi akan tetap buruk setidaknya hingga Selasa.

"Kita merasa seperti terperangkap dalam gas beracun. Sulit untuk bernapas, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan," ujar salah seorang warga yang mengeluhkan polusi udara yang semakin parah. Bagi sebagian orang, bahkan kegiatan pagi yang dulu dianggap sehat seperti berjalan kaki di taman, kini terasa seperti bertaruh nyawa. Meskipun banyak yang mencoba berolahraga di pagi hari, kualitas udara tetap berbahaya. Warga yang biasanya menikmati udara segar saat berolahraga kini harus berhati-hati, karena polusi tetap mengancam.

Asap dari Pembakaran Jerami

Salah satu penyebab utama dari polusi udara di Delhi adalah pembakaran jerami yang masih marak dilakukan di negara bagian sekitar, seperti Punjab dan Haryana. Kegiatan ini menghasilkan asap beracun yang menyebar ke seluruh wilayah utara India, termasuk Delhi. Pembakaran jerami ini terutama dilakukan oleh petani setelah musim panen untuk membersihkan ladang mereka, tetapi cara ini sangat merusak kualitas udara.

Menurut laporan, petani di Punjab mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk memberikan dukungan agar mereka bisa beralih ke cara yang lebih ramah lingkungan dalam mengelola residu pertanian. Namun, hingga saat ini, masalah ini masih menjadi tantangan besar, dan pemerintah sepertinya belum bisa memberikan solusi yang efektif. Pembakaran massal ini terus berlanjut setiap tahun dan memperburuk kondisi udara yang sudah sangat buruk di Delhi.

"Asapnya sangat pekat, sampai-sampai saya merasa sesak di dada," ujar seorang warga Delhi yang sudah mulai khawatir dengan dampak jangka panjang dari paparan polusi ini. Di banyak tempat, kabut asap tidak hanya menyelimuti jalanan, tetapi juga masuk ke rumah-rumah, memaksa penduduk untuk mengunci pintu dan jendela demi melindungi diri dari udara yang sangat berbahaya.

Dampak Buruk bagi Kesehatan

Polusi udara yang mengancam nyawa ini tidak hanya dirasakan di permukaan, tetapi juga berdampak pada kesehatan jangka panjang. Menurut data dari Indian Institute of Tropical Meteorology, kualitas udara di Delhi diperkirakan akan tetap berada di kategori "sangat buruk" hingga beberapa hari ke depan. Kondisi ini sangat berbahaya bagi mereka yang sudah memiliki masalah pernapasan atau penyakit jantung. Bahkan anak-anak yang rentan terhadap polusi udara pun terdampak.

Pemerintah pun berencana untuk mengeluarkan pedoman operasional (SOP) khusus bagi anak-anak yang mengalami masalah pernapasan akibat polusi udara. Hal ini dilakukan setelah konsultasi dengan dokter di seluruh Delhi yang melaporkan adanya lonjakan pasien dengan keluhan pernapasan.

"Bagi anak-anak, udara kotor ini adalah masalah yang serius. Mereka mudah sekali terjangkit penyakit saluran pernapasan," ujar seorang dokter yang menangani pasien anak-anak di salah satu rumah sakit di Delhi. Selain itu, efek jangka panjang dari paparan polusi udara juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan lainnya.

Respons Pemerintah dan Masyarakat

Meski berbagai langkah telah diambil, seperti penutupan sekolah dan pengurangan pembakaran terbuka, kenyataannya polusi udara di Delhi masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Pemerintah daerah berusaha meningkatkan kesadaran tentang bahaya polusi, dengan memberikan informasi mengenai cara-cara melindungi diri dari polusi udara, seperti mengenakan masker dan menjaga agar rumah tetap tertutup rapat.

Namun, banyak warga yang merasa langkah-langkah yang diambil belum cukup efektif. Banyak yang merasa bahwa pemerintah harus segera mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap pembakaran jerami dan pabrik-pabrik yang berkontribusi besar terhadap polusi udara di kota ini.

"Kita membutuhkan solusi jangka panjang, bukan hanya penutupan sekolah atau pembatasan aktivitas sementara. Polusi udara ini sudah menjadi masalah tahunan yang harus segera diatasi," kata seorang aktivis lingkungan yang ikut terlibat dalam kampanye pengurangan polusi udara di Delhi.

Tantangan yang Belum Terselesaikan

Selain masalah pembakaran jerami, polusi udara di Delhi juga dipicu oleh kendaraan bermotor, industri, dan penggunaan bahan bakar fosil. Setiap tahunnya, polusi udara menjadi masalah serius yang semakin memperburuk kualitas hidup warga Delhi. Beberapa upaya untuk mengurangi emisi, seperti meningkatkan penggunaan transportasi publik dan memperkenalkan kendaraan listrik, mulai dilakukan, namun dampaknya masih belum signifikan.

Warga Delhi pun harus menghadapi kenyataan pahit bahwa kota mereka terus terancam oleh kabut asap tebal ini. Seiring berjalannya waktu, jika langkah-langkah konkret tidak segera diterapkan, bukan tidak mungkin Delhi akan semakin sulit untuk ditempati, apalagi bagi anak-anak dan mereka yang rentan terhadap penyakit.

Dengan kondisi yang semakin mengkhawatirkan, satu hal yang pasti: polusi udara di Delhi bukan hanya masalah lingkungan, tapi juga masalah kesehatan yang perlu segera mendapatkan perhatian lebih serius dari semua pihak.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Tags:


Popular Post