Serangan Israel di Lebanon Tewaskan Lebih dari 200 Anak
By Cecep Mahmud
20 Nov 2024

UNICEF melaporkan bahwa rata-rata tiga anak tewas setiap hari. (X/@zamanalwslEN)
LBJ - Lebih dari 200 anak dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon dalam dua bulan terakhir. UNICEF menyoroti dampak mengerikan pada anak-anak, termasuk kehilangan tempat tinggal dan trauma emosional. Organisasi ini mengecam kelambanan para pemangku kebijakan dalam menghentikan kekerasan.
Kampanye militer Israel di Lebanon, yang dimulai dua bulan lalu, telah menyebabkan lebih dari 200 anak kehilangan nyawa. UNICEF melaporkan bahwa rata-rata tiga anak tewas setiap hari. Serangan ini memengaruhi ribuan keluarga, menghancurkan infrastruktur, dan memperburuk krisis kemanusiaan.
Israel melancarkan serangan udara dengan alasan menghancurkan infrastruktur Hizbullah. Di sisi lain, Hizbullah merespons dengan serangan roket ke Israel.
Baca juga: Serangan Mematikan di Beit Lahiya: Anak-Anak Jadi Korban Terbesar
UNICEF, melalui juru bicaranya James Elder, menyoroti bahwa anak-anak menjadi korban utama dalam konflik ini.
Konflik berpusat di Lebanon, terutama di wilayah perbatasan dengan Israel. Namun, dampaknya terasa di seluruh negeri, termasuk keluarga yang terpaksa mengungsi karena rumah mereka hancur.
Serangan terbaru ini memuncak sejak akhir September, meskipun bentrokan antara Israel dan Hizbullah sudah dimulai sejak Oktober tahun lalu. Hingga kini, serangan masih terus berlangsung.
Anak-anak sering kali tinggal bersama keluarga di wilayah yang menjadi target pengeboman. Serangan acak yang menyasar area pemukiman membuat mereka tidak punya tempat berlindung yang aman.
Baca juga: Israel Serang Sekolah Pengungsi Palestina di Gaza, 10 Tewas dan 20 Luka-Luka
James Elder mengatakan, "Bagi anak-anak Lebanon, hal ini telah menjadi normalisasi kengerian yang tak terlihat."
Ratusan ribu anak di Lebanon kehilangan tempat tinggal dan akses ke pendidikan. Sekolah-sekolah ditutup, dan banyak anak menunjukkan tanda-tanda trauma emosional.
"Hal yang tidak dapat ditoleransi diam-diam berubah menjadi hal yang dapat diterima," ujar Elder.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini