Serangan Mematikan di Beit Lahiya: Anak-Anak Jadi Korban Terbesar
By Cecep Mahmud
18 Nov 2024

Pada Minggu, pasukan Israel menyerang sebuah bangunan di Beit Lahiya, Gaza utara. (X/@Vendra_Deje)
LBJ - Pemboman Israel kembali menghantam Gaza, menewaskan setidaknya 50 orang, termasuk sepertiganya anak-anak. Serangan ini menghancurkan sebuah gedung perumahan di Beit Lahiya yang menampung enam keluarga pengungsi. Dengan korban yang terus bertambah, tragedi ini memicu keprihatinan dunia atas krisis kemanusiaan di Palestina.
Pada Minggu, pasukan Israel menyerang sebuah bangunan di Beit Lahiya, Gaza utara. Gedung ini menampung enam keluarga Palestina yang sebelumnya telah mengungsi. Serangan ini menewaskan lebih dari 50 orang, dan 30 persen korban adalah anak-anak, kata Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Munir al-Bursh.
Menurut Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan.
“Kami tidak bisa mencapai lokasi karena pengepungan Israel yang sudah berlangsung lebih dari 40 hari,” jelasnya.
Baca juga: Paus Fransiskus Serukan Penyelidikan Tentang Genosida di Gaza
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat bahwa sebagian besar korban adalah wanita, anak-anak, dan lansia. Serangan sebelumnya juga menargetkan tempat pengungsian, termasuk sekolah Abu Assi yang dikelola PBB di kamp Shati, menewaskan 10 orang.
Hind Khoudary, reporter Al Jazeera di Deir el-Balah, menyebutkan bahwa beberapa korban tewas berasal dari satu keluarga.
“Kami melihat ibu-ibu menangis mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang mereka cintai,” ujarnya.
Israel menyebut serangan ini sebagai operasi melawan Hamas. Namun, otoritas Palestina menegaskan, korban terbanyak adalah warga sipil tak bersalah. Dalam satu bulan terakhir, tank Israel telah memasuki wilayah Beit Lahiya, Beit Hanoon, dan Jabalia, mengklaim telah menewaskan ratusan pejuang.
Baca juga: Mahasiswa Serukan Teruskan Boikot Produk Terafiliasi ke Israel
Selain Beit Lahiya, serangan udara Israel pada hari yang sama menghantam kamp pengungsi Nuseirat dan Bureij di Gaza tengah. Sedikitnya 17 orang tewas dalam serangan ini. Di Rafah, Gaza selatan, pemboman menewaskan lima orang, menambah daftar panjang korban.
Menteri Transportasi Palestina, Tariq Zourob, melaporkan bahwa serangan ini telah merusak infrastruktur senilai $4,8 miliar.
“Setidaknya 300.000 ton sampah padat menumpuk di jalan-jalan Gaza,” ujarnya kepada kantor berita Wafa.
Selain itu, kekurangan peti mati menjadi kendala besar dalam mengurus jenazah.
Hingga kini, belum ada tanda-tanda berakhirnya konflik. Jumlah korban diperkirakan terus bertambah seiring terhambatnya proses penyelamatan. Krisis ini telah menewaskan lebih dari 43.846 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini