Serangan Israel di Kamp Pengungsi Jabalia Tewaskan Puluhan Warga Palestina
By Cecep Mahmud
11 Nov 2024

Serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia, tewaskan setidaknya 32 orang. (foto X)
LBJ - Israel kembali melakukan serangan udara di kamp pengungsi Jabalia, Gaza Utara, pada Minggu pagi. Serangan tersebut menewaskan setidaknya 32 orang, termasuk 13 anak-anak, yang tengah mengungsi di dalam sebuah rumah.
Menurut Hani Mahmoud dari Al Jazeera, serangan terjadi sekitar pukul 6 pagi.
"Kami memiliki laporan terkonfirmasi bahwa semua orang di rumah tersebut tewas," ujar Mahmoud dari Deir el-Balah.
Beberapa korban ditemukan dari puing-puing reruntuhan setelah beberapa jam.
Serangan ini terjadi tanpa peringatan. Para pengungsi di rumah tersebut berasal dari wilayah-wilayah berbeda di Gaza Utara. Seorang saksi mengatakan rumah itu penuh dengan perempuan dan anak-anak yang mengungsi dari konflik yang semakin meningkat di wilayah itu.
Baca juga: Saudi dan Iran Gelar Pertemuan Militer di Teheran, Bahas Diplomasi Pertahanan
Sejak pengepungan militer diberlakukan pada 6 Oktober, kondisi kemanusiaan di Gaza Utara semakin parah. Mahmoud Alsaqqa, pimpinan OXFAM di Gaza, menyebut kondisi di Gaza Utara sebagai "situasi yang sangat serius".
“Warga di sana tidak memiliki kebutuhan pokok untuk bertahan hidup,” jelasnya.
Selama sebulan terakhir, akses bantuan kemanusiaan semakin sulit, dengan jumlah truk bantuan berkurang drastis dari 500 menjadi kurang dari 50 truk per hari.
Dalam serangan terpisah, Israel juga melancarkan serangan udara di Kota Gaza, menewaskan seorang pejabat Kementerian Kesejahteraan, Wael al-Khour, beserta tujuh anggota keluarganya.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa total korban tewas dalam tiga serangan pada hari Minggu mencapai lebih dari 50 orang, dengan 164 lainnya terluka.
PBB dan beberapa kelompok hak asasi manusia memperingatkan bahwa kondisi di Gaza Utara mengarah pada krisis kelaparan.
“Kelaparan bisa terjadi kapan saja,” kata Komite Pakar Global yang memantau situasi di wilayah tersebut.
Baca juga: Serangan Israel Sebabkan Puluhan Warga Tewas, Saat Bantuan Terbatas Masuk
Hingga 4 November, sekitar 100.000 orang telah mengungsi ke Gaza pusat, namun sekitar 95.000 orang lainnya masih bertahan di utara meskipun keadaan semakin berbahaya.
Kebijakan Israel untuk mengosongkan wilayah Gaza Utara memicu kontroversi. Haaretz, surat kabar Israel, dalam editorialnya menuduh pemerintah Israel melakukan “operasi pembersihan etnis di Jalur Gaza Utara.”
Proses evakuasi paksa, penghancuran rumah, dan pembangunan infrastruktur dianggap memisahkan masyarakat Gaza Utara dari pusat kota.
Israel mengklaim langkah ini untuk mencegah pejuang Hamas berkumpul kembali di Gaza Utara. Namun, para aktivis dan komunitas internasional mengkhawatirkan adanya potensi pelanggaran HAM berat.
Meskipun kondisi yang semakin kritis, banyak warga Gaza memilih bertahan di tempat tinggal mereka. Mereka khawatir akan keselamatan jika meninggalkan rumah mereka, karena kemungkinan diserang di perjalanan. Serangan yang terjadi hampir setiap hari semakin meningkatkan rasa takut warga.
Israel mengindikasikan bahwa warga Gaza Utara mungkin tidak diizinkan kembali setelah pertempuran berakhir. Namun, komunitas internasional mendesak adanya perlindungan bagi warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak, yang menjadi korban utama dalam konflik berkepanjangan ini.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini