×
image

KPAI Tekankan Musyawarah Pulihkan Trauma Siswi SD di Cianjur Digunduli Guru Lantaran Berkutu

  • image
  • By Sitiayani

  • 09 Nov 2024

Kantor KPAI. Foto: dok. KPAI

Kantor KPAI. Foto: dok. KPAI


LBJ - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) angkat bicara soal siswi SD di Cianjur, Jawa Barat, yang viral karena digunduli gurunya. Guru tersebut diduga menggunduli rambut siswi tersebut karena berkutu dan kurang terawat. KPAI berharap penyelesaian melalui musyawarah antara pihak sekolah dan orangtua.

"Saya kira pihak sekolah dan orangtua bisa musyawarah untuk menyelesaikan persoalan, demi kepentingan terbaik buat anak. Trauma yang dialami anak perlu konseling, Disdik dan DP3KB harus memfasilitasi, agar anak pulih dari traumanya," jelas Komisioner KPAI Aris Adi Leksono kepada wartawan, Jumat (8/11/2024).

Jelas Aris, tindakan guru memiliki niat baik, tetapi caranya kurang tepat, dan menyarankan agar guru mengomunikasikan permasalahan ini kepada orangtua siswi terlebih dahulu.

"Dengan cara yang edukatif, membangun kesadaran anak untuk memperhatikan penampilan, kerapian, kebersihan badan. Kalau harus dipotong rambutnya, maka tetap harus memperhatikan batasan estetika," tambahnya.

Sebagai informasi, viral seorang siswi SD di Cianjur menangis dan alami trauma usai digunduli gurunya. Alasan guru karena rambut siswi itu tidak terawat dan berkutu.

Di video lain, siswi SD tersebut menangis dan terlihat trauma usai digunduli gurunya. Kepala siswa itu sudah botak dan menolak kembali ke sekolah.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Aripin mengatakan peristiwa terjadi di SDN Babakan, Kecamatan Cikadu.

Jelas Aripin, siswi tersebut digunduli oleh salah seorang guru untuk membersihkan kutu.

"Tujuannya sangat baik, karena isunya anak itu rambutnya kurang terurus dan ada kutunya. Tapi itu kan isu. Seharusnya berkoordinasi dengan orangtua murid. Itu namanya anak diperintahkan nurut, tapi orangtuanya belum tentu menerima," jelas Aripin, Kamis (7/11/2024).

"Kalau anak laki-laki ada dalam kewajaran, tapi itu perempuan, beda psikologinya," tambahnya.

Di sisi lain, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur bakal turun tangan menanggani masalah ini. Rencananya, Disdik akan memediasi pihak orangtua dan sekolah. ***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Tags:


Popular Post