Debat Panas Pilgub Sumut: Bobby Nasution Kritik Kinerja Edy Rahmayadi, Ini Dampaknya
By Shandi March
01 Nov 2024
.jpeg)
Bobby Nasution di pleno penetapan nomor urut. (Foto: Youtube KPU Sumatera Utara).
LBJ - Dalam debat Pilgub Sumut 2024 yang berlangsung Rabu (30/10), persaingan semakin memanas antara dua calon kuat, yaitu Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution. Sebagai petahana, Edy Rahmayadi menghadapi tantangan dari Bobby, yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Medan sekaligus menantu Presiden Jokowi.
Bobby tak segan melancarkan kritik tajam terhadap kebijakan Edy, terutama mengenai komitmennya dalam pemberantasan narkoba dan kebijakan pembelian lahan Medan Club.
Pada sesi pertama debat, Bobby menyoroti ketidakberhasilan Edy dalam mengendalikan peredaran narkoba, yang menjadikan Sumut sebagai provinsi dengan tingkat pengguna narkoba tertinggi di Indonesia.
Selain itu, Bobby mempertanyakan alokasi anggaran untuk pembelian lahan Medan Club, yang dinilainya tidak sejalan dengan kebutuhan utama seperti jaminan kesehatan universal atau UHC, sebagaimana telah diterapkan di Kota Medan.
Baca juga : Bobby Nasution Diteriaki Mulyono Saat Debat Pilgub Sumut 2024, Ini Responsnya!
Menurut pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, strategi Bobby cukup efektif dalam menarik perhatian.
"Dengan memuji dan mengkritik, Bobby ingin memberi kesan seolah-olah ia objektif dan seimbang dalam menilai kinerja Edy. Upaya menanamkan kesan itu tampaknya berhasil," jelas M Jamiluddin Ritonga seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Dengan cara tersebut, Bobby berhasil menampilkan kesan objektif dalam mengevaluasi kinerja Edy, namun tetap menonjolkan kekurangan petahana di bidang pelayanan publik dan kesejahteraan.
Strategi Bobby ini bahkan berhasil membuat pasangan Edy, Hasan Basri Sagala, ikut terpancing dalam debat.
"Secara keseluruhan, Bobby tampak sedikit lebih unggul dalam debat pertama," ujar Jamiluddin.
Menurutnya, Bobby lebih unggul dalam penguasaan materi serta konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.
Jamiluddin menambahkan bahwa pendekatan Bobby dalam memberikan kritik terhadap kebijakan Edy menunjukkan keberhasilannya dalam menonjolkan kelemahan Edy.
Bahkan, berdasarkan beberapa survei terbaru, elektabilitas Bobby saat ini dikabarkan mengungguli Edy.
"Pun strategi Bobby untuk memberi kesan kinerja Edy rendah tampaknya berhasil. Hal ini dapat menurunkan elektabilitas Edy pasca debat pertama," kata Jamiluddin.
Baca juga : Bobby Nasution Kritik Minimnya Dukungan Pemprov Sumut dalam Pembangunan Daerah
Saling Serang Bisa Pengaruhi Elektabilitas
Asrinaldi, pengamat politik dari Universitas Andalas, melihat bahwa pertarungan head-to-head ini secara alami mendorong kedua paslon untuk saling menyerang. Ia menilai bahwa serangan dari kedua belah pihak merupakan hal wajar dalam debat dua paslon.
Namun, Asrinaldi juga memperingatkan bahwa serangan tersebut dapat mengaburkan substansi solusi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat.
"Dalam debat juga bicara tentang fakta, data, dan bicara tentang solusi. Jadi tidak sekadar serang, tidak sekadar memperdebatkan hal-hal yang sebenarnya juga membuat masyarakat bingung sendiri dengan apa yang diperdebatkan," ungkap Asrinaldi.
Menurutnya, terlalu banyak serangan justru dapat membuat masyarakat bingung dan mengaburkan esensi program kerja masing-masing calon.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini