LBJ - Tari Lengger, salah satu kesenian tradisional dari Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, terus bertahan hingga saat ini. Tarian ini memiliki ciri khas membawakan kisah-kisah seperti percintaan dan keluarga. Tari Lengger juga telah menjadi bagian penting dalam berbagai acara adat, seperti pernikahan, sunatan, serta ruwatan rambut gimbal Dieng.

Kesenian ini tidak hanya sekadar hiburan, namun juga menyimpan makna mendalam. Tari Lengger awalnya diciptakan sebagai ritual bersih desa dan tolak bala. Dulu, bahkan digunakan sebagai media dakwah oleh Sunan Kalijaga.

"Tarian ini bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan," ujar Nowo Nugroho, Ketua RW 6 Kalikluwih, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo.

Tari Lengger, yang awalnya hanya dipentaskan oleh dua orang perempuan, kini mengalami perkembangan dengan melibatkan penari laki-laki. Meski begitu, esensi dan nilai tradisional dari tarian ini tetap terjaga. Setiap tahunnya, acara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di RW 6 Kalikluwih selalu dimeriahkan dengan penampilan Tari Lengger dari Sanggar Tari Putra Cakra Budaya.

Acara yang sudah berlangsung selama sembilan tahun ini tidak hanya menjadi hiburan bagi masyarakat, tetapi juga berfungsi sebagai wadah pelestarian budaya.

"Harapannya akan menambah wawasan kita, khususnya warga dan anak-anak penerus bangsa, dalam menumbuhkan kebudayaan masyarakat," tambah Nowo Nugroho.

Dengan segala keunikan dan nilai sejarah yang dimilikinya, Tari Lengger terus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Wonosobo. Kehadiran tarian ini diharapkan mampu mengingatkan generasi muda akan pentingnya melestarikan warisan budaya nenek moyang.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini