×
image

Ribuan Tentara Cadangan Israel Serukan Penghentian Perang Gaza

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 11 Apr 2025

Sekitar seribu tentara cadangan aktif dan pensiunan Angkatan Udara Israel menandatangani surat yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza. (foto X)

Sekitar seribu tentara cadangan aktif dan pensiunan Angkatan Udara Israel menandatangani surat yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza. (foto X)


LBJ - Sekitar seribu tentara cadangan aktif dan pensiunan Angkatan Udara Israel menandatangani surat yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam tindakan tersebut. Ia menyebut para prajurit sebagai "marjinal dan ekstremis".

Netanyahu juga menyatakan dukungannya terhadap pemecatan pilot yang menandatangani surat itu. Pernyataan kantor Netanyahu di platform X pada Kamis (10/4/2025) menyebutkan bahwa perdana menteri "mendukung keputusan" menteri pertahanan dan kepala staf militer Israel untuk memecat para penandatangan surat.

Dokumen tersebut telah memicu keributan politik di Israel. Surat itu mendesak seluruh warga negara Israel untuk menuntut diakhirinya perang.

Mereka memperingatkan bahwa pemboman Gaza membahayakan tawanan Israel yang ditahan di wilayah tersebut.

Baca juga: Tarif Impor AS 32 Persen Ancam Investasi Padat Karya Jawa Tengah

"Seperti yang telah terbukti di masa lalu, hanya kesepakatan [gencatan senjata] yang dapat membawa kembali para sandera dengan aman," tulis para prajurit.

Mereka menambahkan bahwa tekanan militer justru "mengarah pada pembunuhan para sandera dan membahayakan prajurit kita".

Para prajurit juga menilai bahwa "saat ini, perang terutama melayani kepentingan politik dan pribadi, bukan kepentingan keamanan".

Netanyahu menilai bahwa "ekspresi yang melemahkan" militer "dan memperkuat musuh kita di masa perang tidak dapat dimaafkan".

Ia menyebut kelompok tersebut sebagai "ekstremis dan marginal yang kembali mencoba menghancurkan masyarakat Israel dari dalam".

Netanyahu menuduh mereka mencoba menggulingkan pemerintah.

Ia juga mengklaim bahwa "mereka sudah mencoba melakukan ini sebelum 7 Oktober dan Hamas menafsirkan seruan untuk menolak melayani sebagai kelemahan."

Baca juga: Macron Isyaratkan Pengakuan Palestina sebagai Negara pada Juni Mendatang

Menurut laporan media Israel, surat tersebut tidak menyerukan penolakan umum untuk bertugas. Namun, surat itu mendesak para pejabat Israel untuk memprioritaskan pembebasan tawanan.

Prioritas tersebut dinilai lebih penting daripada melanjutkan perang yang mematikan.

Surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa para penandatangan termasuk banyak prajurit cadangan aktif. Di antaranya adalah perwira senior dan pilot, serta mereka yang tidak lagi bertugas aktif.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa setelah dokumen itu bocor, pejabat militer menghubungi para penandatangan. Mereka mendesak para penandatangan untuk menarik kembali dokumen tersebut.

Perintah ini datang dari Komandan Angkatan Udara Israel Tomer Bar. Bar juga mengancam para pilot cadangan yang menandatangani surat itu dengan larangan bertugas. Haaretz mencatat bahwa hanya 25 orang yang menarik tanda tangan mereka. Sementara itu, delapan orang lainnya justru ikut menandatangani sebagai bentuk protes.

Surat kabar itu kemudian melaporkan bahwa Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir dan Asosiasi Angkatan Udara telah memutuskan untuk memberhentikan para prajurit cadangan tersebut. Belum jelas kapan pemecatan tersebut akan berlaku.

Para kritikus menuduh Netanyahu memperpanjang perang. Hal ini diduga dilakukan dalam upaya mempertahankan koalisi kabinetnya dan posisinya sebagai perdana menteri.

Baca juga: Krisis Gizi Mengancam Puluhan Ribu Anak di Gaza Akibat Blokade Bantuan Israel

Keluarga tawanan Israel dan para pendukung mereka juga mendesak Netanyahu untuk mencapai gencatan senjata dengan Hamas. Mereka berharap langkah ini dapat membuka jalan bagi pembebasan para tawanan.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sedikitnya 50.846 warga Palestina telah dipastikan tewas. Selain itu, 115.729 lainnya terluka akibat perang Israel di Gaza.

Kantor Media Pemerintah di wilayah kantong tersebut memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700. Mereka menyatakan bahwa ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga juga tewas.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post