Kontroversi Ucapan Ridwan Kamil di Pilgub 2024, Tim Kampanye Minta Maaf
By Shandi March
22 Nov 2024
.jpeg)
Ridwan Kamil saat debat Cagub dan Cawagub DKI Jakarta. (YouTube KPU DKI Jakarta).
LBJ - Sekretaris DPD Gerindra Jakarta, Rani Mauliani, menyampaikan permintaan maaf atas pernyataan Ridwan Kamil yang dinilai multitafsir terkait janda saat kampanye Pilgub DKI Jakarta 2024. Ia menegaskan tidak ada niat untuk menghina atau mendiskreditkan status janda dalam ucapan tersebut.
Tim Ridwan Kamil melalui Sekretaris DPD Gerindra Jakarta, Rani Mauliani, meminta maaf kepada masyarakat atas kontroversi yang muncul terkait pernyataan cagub nomor urut 1 DKI Jakarta tersebut.
Dalam kampanye bersama politisi Gerindra di Pilgub 2024, Ridwan Kamil sempat membuat pernyataan yang melibatkan istilah janda.
Baca juga : Ridwan Kamil Dituding Lecehkan Perempuan, Ucapannya Soal Janda Tuai Kontroversi
"Dan tapi dalam hal ini mungkin saya mewakili tim dari paslon mohon maaf juga bila terjadi persepsi-persepsi multitafsir. Tapi saya jamin 100 persen tidak pernah ada yang berniat mendiskreditkan title janda," ujar Rani dikutip dari CNNIndonesia, Jumat (22/11/2024).
Rani menambahkan bahwa potongan video yang viral di media sosial telah dilihat oleh tim. Menurutnya, tidak ada kalimat dalam video tersebut yang bernada menghina atau merendahkan status janda.
Namun, ia mengakui bahwa penafsiran setiap orang bisa berbeda-beda.
"Ya kita memang tidak bisa mengatur persepsi setiap orang. Apalagi sebagai manusia kita pasti akan selalu ada salah di mata orang lain," ujar dia.
Ucapan RK
Dalam video yang viral, Ridwan Kamil menyebut janda akan disantuni oleh sejumlah tokoh politisi.
"Nanti janda-janda akan disantuni oleh Pak Habiburokhman, akan diurus lahir batin oleh Bang Ali Lubis, akan diberi sembako oleh Bang Adnan, dan kalau cocok akan dinikahi oleh Bang Ryan," ucap RK.
Baca juga : Ide Baru Ridwan Kamil: Alat Gym Gratis di Pinggir Jalan, Olahraga Sambil Menunggu TransJakarta
Rani menjelaskan maksud ucapan RK sebenarnya adalah bentuk perhatian terhadap janda, khususnya janda tua yang hidup miskin dan membutuhkan bantuan sosial.
"Yang dimaksud kan biasanya para janda butuh bantuan karena harus menghidupi keluarganya seorang diri, dan konotasi menyantuni juga jangan disalah artikan dengan hal yang aneh-aneh dan yang dimaksud kan bisa saja janda tua miskin yang biasanya memang jadi perhatian dalam pemberian bansos," kata Rani.
Meski demikian, tim kampanye tetap mengimbau agar semua pihak mengartikan ucapan itu secara bijak tanpa mengesampingkan sensitivitas publik.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini